• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Cuaca Disulap BNPB: Bencana Minggat?

img

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengambil langkah proaktif dalam mengendalikan intensitas hujan di wilayah Jabodetabek melalui serangkaian Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Operasi ini melibatkan penyemaian garam ke awan potensial, sebuah metode yang terbukti efektif dalam mengurangi curah hujan.

Kepala BNPB, Suharyanto, menyatakan bahwa operasi modifikasi cuaca yang dilakukan hingga malam hari telah menunjukkan hasil positif. Rata-rata, wilayah Jabodetabek tidak mengalami hujan, sehingga ketinggian muka air berangsur-angsur menurun. Meskipun demikian, beberapa wilayah di Kota Bekasi masih mengalami genangan air.

Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menjelaskan bahwa dalam operasi modifikasi cuaca yang berlangsung dari tanggal 4 hingga 8 Maret, sebanyak 4 ton garam (NaCl) dan 1 ton kalsium oksida telah disemai di wilayah Jabodetabek. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa wilayah Jabodetabek tidak mengalami hujan setelah operasi dilakukan, yang mengindikasikan efektivitas intervensi cuaca dalam menekan intensitas curah hujan. Untuk informasi lebih lanjut mengenai upaya mitigasi bencana, Anda dapat mengunjungi situs resmi BNPB.

Efektivitas Operasi Modifikasi Cuaca

Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) merupakan salah satu upaya yang dilaksanakan untuk mengendalikan curah hujan dan meminimalkan dampak bencana. Metode ini melibatkan penyemaian awan dengan menggunakan garam atau bahan kimia lainnya untuk mempercepat atau menghambat proses pembentukan hujan. Dalam konteks Jabodetabek, OMC bertujuan untuk mengurangi intensitas hujan lebat yang dapat menyebabkan banjir.

BNPB bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan TNI Angkatan Udara, dalam melaksanakan OMC. Petugas dari BPPT bertugas menyiapkan konsol atau tabung penampung garam, sementara personel TNI Angkatan Udara membantu dalam penerbangan dan penyemaian awan. Kerja sama lintas sektoral ini sangat penting dalam memastikan keberhasilan operasi modifikasi cuaca.

Suharyanto menegaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan modifikasi cuaca untuk mencegah banjir kembali terjadi. Pemerintah menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) dengan metode penyemaian awan. Hasil dari operasi ini membuktikan efektivitas teknologi modifikasi cuaca dalam mendukung upaya pengurangan risiko bencana serta menjaga keseimbangan lingkungan.

Operasi TMC yang akan berlangsung hingga 12 Januari mendatang diharapkan mampu mengurangi intensitas hujan lebat di Jabodetabek. Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengendalikan curah hujan guna meminimalkan dampak bencana.

Ini bukan pertama kalinya teknologi modifikasi cuaca digunakan. Sebelumnya, teknologi ini sering diterapkan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan. Namun, dalam kasus Jabodetabek, modifikasi cuaca digunakan untuk mengurangi risiko banjir akibat curah hujan tinggi.

Suharyanto juga menyatakan bahwa bencana banjir di wilayah Jabodetabek relatif terkendali. Masyarakat yang terdampak secara bertahap sudah kembali ke rumah masing-masing dan fokus pada pembersihan. BNPB akan terus melakukan operasi modifikasi cuaca hingga tanggal 11 Maret, sesuai dengan prediksi BMKG yang menyebutkan akan datangnya curah hujan ekstrem.

BNPB akan bekerja sama dengan pihak penyedia pesawat operasional untuk menjalankan OMC, dimana hasil penyemaian garam akan dilakukan setiap hari. Penerbangan pertama dimulai pukul 03.00 WIB dan sorti terakhir dijadwalkan berakhir pada pukul 22.30 WIB, menyesuaikan dengan kondisi atmosfer dan kemunculan awan yang memungkinkan intervensi.

Mekanisme pelaksanaan OMC ini diawali dengan penetapan status tanggap darurat oleh daerah dan permohonan untuk melaksanakan OMC dari pimpinan daerah kepada BNPB. Penyemaian menggunakan pesawat khusus pada wilayah sasaran yang sesuai rekomendasi dari tim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Ini menunjukkan intervensi cuaca efektif dalam menekan intensitas curah hujan.

Meskipun terkendali, Suharyanto memastikan tugasnya belum selesai. Dengan delapan sorti penerbangan, operasi ini menargetkan wilayah Jawa bagian barat dengan ketinggian operasional antara 8.000 hingga 11.000 kaki. BNPB akan terus berkomitmen untuk menerapkan berbagai strategi mitigasi guna melindungi masyarakat dari dampak cuaca ekstrem dan potensi bencana yang menyertainya.

Operasi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat

Selain Jabodetabek, BNPB juga melakukan operasi modifikasi cuaca di wilayah Jawa Barat. Pada Jumat, 7 Maret 2025, operasi dilanjutkan dengan lima sorti penerbangan yang menyasar wilayah perairan Selatan Sukabumi sebanyak dua sorti dengan penyebaran masing-masing 1.000 kg NaCl, wilayah DAS Citarum dan Sumedang dengan 1.000 kg CaO, Waduk Saguling dengan 1.000 kg NaCl, serta perairan Utara Karawang dengan tambahan 1.000 kg NaCl.

Sebagai langkah lanjutan, pada Sabtu, 8 Maret 2025, BNPB kembali melakukan operasi OMC untuk mendukung penanganan darurat bencana di Provinsi Jawa Barat. Total sebanyak 4 ton NaCl dan 1 ton CaO disebarkan dalam operasi tersebut.

Dalam kesempatan itu masing-masing dilakukan dua sorti penyemaian garam sebanyak 1.000 kilogram ke wilayah DAS Citarum, Sumedang dengan 1.000 kilogram CaO, Waduk Saguling dengan 1.000 kilogram NaCl, dan perairan Utara Karawang dengan tambahan 1.000 kilogram NaCl.

Kemudian, kata dia, BNPB pada hari ini kembali melakukan operasi OMC yang bertujuan untuk percepatan penanganan darurat bencana hidrometeorologi basah seperti banjir dan tanah longsor di Provinsi Jawa Barat dan sekitarnya. Total BNPB melakukan delapan sorti penerbangan dalam kesempatan tersebut pada ketinggian 8.000 - 11.000 kaki di wilayah Jawa bagian barat.

Abdul menilai bahwa hasil dari operasi ini mempertegas bawa teknologi modifikasi cuaca efektif dalam mendukung upaya pengurangan risiko bencana serta menjaga keseimbangan lingkungan, hal ini selaras dengan komitmen BNPB untuk menerapkan berbagai strategi mitigasi guna melindungi masyarakat dari dampak cuaca ekstrem dan potensi bencana yang menyertainya.

Kesimpulan: Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang dilakukan oleh BNPB di Jabodetabek dan Jawa Barat menunjukkan hasil yang positif dalam mengendalikan intensitas hujan dan mengurangi risiko banjir. Kerja sama lintas sektoral dan penerapan teknologi modifikasi cuaca menjadi kunci keberhasilan upaya mitigasi bencana ini.

Itulah penjelasan rinci seputar cuaca disulap bnpb bencana minggat yang saya bagikan dalam news Terima kasih atas perhatian Anda selama membaca tetap optimis menghadapi rintangan dan jaga kesehatan lingkungan. Mari berbagi informasi ini kepada orang lain. Terima kasih telah membaca

Special Ads
© Copyright 2024 - Ini judul website saya
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads